Suatu hari libur nasional bulan (?) tahun 2008, dalam keadaan kota sepi tak seperti biasanya, aku melamar ke Plaza Surabaya di sebuah agen cleaning service di lantai 3 (atau lantai berapa aku lupa). Disana sudah menunggu Pak Agung (entah bukan itu namanya, aku lupa) dan kutanyakan benarkah dia yang namanya pak Agung?
"benar, saya...ada apa ya?" jawabnya setelah aku bertanya dengan muka lusuh berdebu keringat.
"saya yang tadi pagi telpon pak, mau melamar pekerjaan" kataku sambil mengulurkan tangan untuk berjabat dan menyerahkan berkas lamaran.
"Ooo...iya iya silahkan duduk"
Percakapan formalitas hingga percakapan sok akrab segera meluncur. Ternyata rumah dia juga Sedati Sidoarjo. Sudah beristri (entah cantik/biasa saja, aku tak tahu sebab itu tak kutanyakan). Mungkin karena ia trenyuh mendengar pengakuanku bahwa dari Sedati Sidoarjo ke Plaza Surabaya sini aku cuma MENGAYUH SEPEDA ANGIN, ia menerimaku kerja dan dimulai besok pagi untuk trainingnya. Plaaasssssttt! Segar terasa perasaan ini begitu keluar dari area Plaza Surabaya yang kutandai dengan terbakarnya rokok murahan. Lalu pulang dan sedikit ada rasa senang mendapat pekerjaan baru di Plaza Surabaya.
Pagi jam setengah sembilanan, telah sampai di tempat kerja, ada keringat yang belum kering, ada rasa dag dig dug, ada rasa cemas, ada rasa malu dan berbagai perasaan lainnya termasuk lapar, cuma kusumpal dengan rokok dan kopi di warung tadi.
"sudah ambil makan ta mas, disana ada kok, ambil saja, itu bagian mas" kata seorang asisten bos.
"sudah om, nanti saja, baru makan tadi..." (pdhl blm makan, kutolak sebab aku malu untuk mengambilnya dan tak tahu dimana tempatnya)
Seperempat pagi telah berlalu, aku mulai berkeringat nervous campur malu selain juga karena keringat panas bekerja di luar ruangan, tepatnya di sebelah parkir motor khusus pegawai/pedagang/pemilik stan di Plaza. Hingga jam 13.00 kuputuskan untuk istirahat sejenak melepas haus di penjual minuman, es teh pendingin tenggorokan. Kulihat sekitar dan kupikir terus pekerjaan ini. Kukalkulasi lagi lebih matang, ketemulah biaya kosan disini mahal, bayaran segitu (600rb), biaya makan dll.
Jam 14.00 kembali lagi bekerja, sehabis mencabuti rumput-rumput kecil disana tadi, disuruh oleh asisten untuk berlanjut ganti alat kerja ke: sapu dan serok, dan obyeknya sebelah barat belakang gedung yang kebetulan tempat keluar masuk pengunjung plaza.
Dengan semangat sampailah disana. "Juuuannncookk.....!!!" begitu gumamku. 98% rasa malu yang ada di benakku karena begitu banyak orang melihatku. 1% nekat karena itu kewajiban seorang calon karyawan. 1% lagi terpikir semoga saja cepat sore dan aku bisa pulang! Peluh makin deras dan jelas terlihat bagi yang mau melihatku. Panas dan debu adalah bagianku. Rokok tinggal satu dan pasti tak enak jika merokok terlihat oleh sang asisten, pikirnya: bekerja kok rokokan?
Setengah 4-an sore, aku di panggil. Katanya disuruh istirahat dan siap-siap untuk pulang jam 4. Cliiingg...! Hati terasa lega dan kukembalikan sapu serok ke tempatnya seraya berbasa basi ke asisten, sekedar ingin menunjukkan jiwa pekerjaku dan aku siap bekerja padanya. Di mess para cleaning service itu (aku yang paling baru), banyak yang bercerita tentang kinerja masing-masing dan lancar saja pada bos. Aku cuma tersenyum getir sedikit untuk bumbu formalitas sambil mendengarkan.
"gimana mas kerjanya?" tanya pak Agung padaku sambil membenarkan jaketnya untuk bersiap pulang rumah.
"wah, enak pak...lumayan mudah dan mampu kuhadapi" jawabku
"besok masuk jam 8 ya, di pojok sana cekclocknya"
"ya pak Agung..."
Malam gelap dan berangin sepoi, sehabis mandi makan ngopi, kuhembuskan rokok di tempat duduk luar base camp (Japek Sedati). Kupikir dan kutimbang-timbang lagi pekerjaan tadi, akhirnya kuputuskan: Malam ini tidur saja dan esok bangun seenaknya (tak kuteruskan pekerjaan itu)!!!
No comments:
Post a Comment