Kelas 1 SMP, di kelas dan teman baru. Disana ada sesosok gadis putih jenjang, pipi merona merah semu, rambut tebal sebahu sedikit kemerahan dan lembut...ternyata dia Chinesse! Mataku kagum, hatiku bergetar dan bibirku terdiam, membisu, tak berani untuk menyapanya. Di dalam dada, mulailah, kata cinta (monyet) berkumandang. Melamunkannya dan membiarkan wajahnya merusak konsentrasiku.
Kenaikan kelas 2, rasa itu semakin mengada-ada. Sering ia melirik kebelakang, dimana aku duduk. Bertanya teman lain yang duduk didepanku. Tapi kutahu itu, ia cuma pura-pura. Maksud sebenarnya cuma ingin melihatku. Dalam bahasa ke-GR-anku, mungkin ia pendiam dan aku juga pendiam di kelas, ia suka aku! WOW!!! Hari-hari terasa semangat, panas hujan tak terasa saat berangkat sekolah masuk siang.
Selama itu pula, cuma sekali saja aku menyentuh tangannya. Itu saja TIDAK SENGAJA! Wow! Tai! Sekali saja ia tersenyum padaku, sekali saja ia menoleh padaku ketika temanku memanggilnya diluar jam sekolah (minggu pagi ketika bermain di alon-alon). Mulailah, kukenal rasa bingung. Bingung untuk mengatakan rasa itu, bingung untuk menyatakan padanya. Bingung caranya dan bingung bagaimana setelahnya. Pikiran cuma malu, malu dan malu. Meski kutahu, ia sempat punya "telepati" tapi bingungku masih kental di pikiranku.
Kenaikan kelas 3, kelas dan teman baru (sebab kelas 3 dimulai penyaringan siswa-siswi berbakat di sebuah kelas A). Tak kujumpai daftar namaku dan namanya disana. Berhari-hari kucari lewat mataku, dari kelas ke kelas, hasilnya tak ada. Kemana? pikirku. Ternyata, sampailah ucapan guru meluruhkan segala semangatku: "Desi Natalia pindah sekolah ke kota, entah kota mana" Aduuuhh....lesu pastinya, semua tak enak bagiku menjalani masa kelas 3. Sampai kuberharap, semoga suatu saat aku bisa bertemu dengannya lagi....
No comments:
Post a Comment