Alon - alon (pelan - pelan)

"Alon - alon ae, engko lak ketemu dalane (pelan-pelan saja, nanti toh menemukan jalan)" dan aku menyahut: "yo, dalane kuburan iku ta..?!"

"alon - alon sing penting kelakon (pelan-pelan yang penting keturutan)".

Disitu mesti ada nilai kesabaran tingkat tinggi (dan yang pasti nilai menahan & menutupi segala kekurangan *munafik* tingkat tinggi juga) Alon-alon sebab tak ada kemampuan untuk menambah kecepatan, bukan karena malas berbuat lebih baik. Sing penting kelakon sebab itu tujuan, cita-cita dan puncak rasa ingin menggapainya, terlepas dari kualitas dan kuantitas hasil sebuah tujuan, yang penting tercapai. .

"alon - alon sing penting iso kelon (pelan-pelan yang penting bisa ber-setubuh)".

Disini mesti ada nafsu terpendam, tapi ada rasa malu untuk mengatakan secara vulgar dan butuh timeline panjang, banyak trik tipu daya serta slow motion pada target demi tujuan cintanya untuk mereguk kepuasan, yang setelahnya mencari target lain.

"alon - alon malah keturon...gak kroso bablas matek! (pelan-pelan malah ketiduran, tidak terasa terus mati)"

Hoooaalah...itulah desah yang biasa terdengar dari bibir orang-orang tak beruntung. Sudah berusaha sabar dan memendam nafsu keinginan demi proses hidup yang diridhoi Gusti Pangeran, kok malah ditidurkan oleh buaian harapan-harapan kosong, fatamorgana dan isapan jempol para wali Tuhan (ngaku-nya sih wali Tuhan). Padahal mereka, tak pernah tahu isi hati orang lain, tak pernah mengerti, tak pernah merasakan susah, tak pernah teraniaya dan tak pernah lain-lainnya.