
Beginilah manusia. Ada tawa, tangis, cemas, lapar, mulia dan lainnya. Adakalanya ia lebih suka bohong ketimbang menerima lapang dada atas apa yang dihasilkannya. Bohongpun tak selalu salah, bahkan malah dianjurkan demi kebaikan diantara beberapa pihak (kita sebut saja "bohong putih"). Tapi ia tak tahu, betapa sakitnya sebuah rasa membohongi diri sendiri...
Mungkin itukah yang anda rasakan? Suka bohong untuk menutupi apa yang terjadi. Atau Jika itu yang terjadi, berarti anda orang yang hebat.

Anda sebenarnya menangis, tapi berusaha untuk tetap tegar dan tersenyum-meski hanya senyum kecut?

Anda tertawa, tapi sebenarnya anda terluka dan ketika anda menjauhkan wajah anda yang tertawa itu agar tak terlihat dari orang lain, luka itu seperti mengejek anda.
Ataupun jika anda sebagai salah satu penghuni "dunia gelap" (atau yang biasa kita sebut dengan dunia gelap mata, gelap hati dan gelap harapan), aku yakin anda punya naluri dan rasa kemanusiaan sebenar-benarnya manusia. Tapi kenyataannya, anda cukup lihai dengan kebohongan anda membungkam nurani anda sendiri.

Aku juga yakin, anda ingin kembali ke fitrahnya manusia. Fitrah, dimana kita punya rasa kasihan, cinta, menolong, melindungi, menyayangi, memimpin dan saling menasehati satu sama lain jika ada yang salah. Bukannya saling caci, saling bunuh, saling menyalahkan dan sebagainya.

Begitupun ini juga terjadi pada diriku. Aku terlalu banyak membohongi nurani. Entah telah berapa perasaan yang terluka. Entah berapa yang telah berprasangka padaku kalau aku juga sebagai penghuni "dunia gelap". Aku bukan terlalu pandai berbohong, tapi keadaanlah yang memaksaku untuk berbohong seperti yg anda tahu.
Aku ingin semuanya kembali seperti halnya ketika kumerasakan sebagai "manusia putih"- yang bisa membahagiakan orang lain dan juga tentunya diriku sendiri..semoga!

No comments:
Post a Comment