![]() Sangat sulit untuk bisa bicara sesuai keinginan kita atau bicara demi formalitas saja. Aku kasih nama si X saja. Ia ada dengan keadaan yang jauh berbeda denganku. Ia sudah mandi...(heheh..) dan datang bersama seseorang yang dimungkinkan adalah suami/kekasihnya. Ia minta bantuan untuk seseuatu urusannya dan kulayani ala kadarnya (krn memang aku blm siap dan baru sadar dari mimpi kelabu). Otak masih bertemperatur sedang dan loading detik demi detik. Manakala kutanya, apa keperluannya X ini menjawab biasa dan disana selanjutnya kutemukan ada banyak kekurangan dan kesalahan filenya,(sekaligus salah paham). Mau diedit tidak boleh, tapi ia tanya "kok 'begitu"? "la iya, biar tidak 'bagitu', makanya saya edit dulu,tapi kok tidak boleh?!" "gimana sih?" (perdebatan kecil mulai ada) Aku jelaskan,programnya tidak sama dengan program disini,makanya wajar saja kalo ada beberapa hal yang berubah. Itu bukan salahku. Tapi dari kalimat dan nada serta effect kata-katanya ia bisa dipahami menyalahkanku (atau mngkinkah aku salah memaknai). Aku tidak terima dan jiwa brutalku langsung meluap. "Ya udah, ini jadi digarap nggak?!" tanyaku ketus penuh rasa amarah dan ia malah menjawab dengan "bensin"yang malah membakar menjadi jadi. "mas kok emosi sih?" -------------------------------- Tak mau darahku bertambah naik sampai tangan dan kaki (bila darah sudah menumpuk di kedua organ itu, aku biasa melepaskan semuanya dengan pukulan dan tendangan yang meluluh lantakkan targetnya). Aku diam dan tak ingin memperpanjang masalah dan ingin segera kuselesaikan masalah agar X ini segera menyingkir dari mukaku. Aku muak! ------------------------------- Urusan selesai dan X pergi dengan muka muram dan mukaku lebih muram lagi. Kekasih/suaminya diam saja tak berani menatap "mata anjing" ini (kebetulan Shio-ku Anjing, jadi gak salah kalau mataku mata Anjing). * Jangan pamer kebahagian di depan orang yang tak/belum bahagia! * Sok banget dengan apa yang dimilikinya. Itulah yang aku benci ketika pertama kali melihatnya. Orang 'mobile' bukan berarti megangi mobile phone! Mngkin itu yang ada dalam pikirannya saat itu. Di ajak bicara kok uthak-uthek hp saja. Untung tidak aku banting hpnya. * Aku paling tidak ngurus dengan gender, entah ia laki apa perempuan, kalau bikin "onar dalam hati" aku tak segan menghancurkannya. * Keadaanku tidak sama dengan keadaanmu. Sama halnya, nasibku bukan nasibmu! Wassalam... |
5 Tulisan Terakhir
Thursday, March 11, 2010
Hargailah keadaan!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment