Sebenarnya apa sih tugas "se-kelompok anjing" ini!? Matane plilak plilik golek perkoro. Pakai senjata pentungan saja sudah arogan banget !,(apalagi pegang KONTOL!). Sebenarnya, kalao aksi mereka pake ati, pastinya mereka tidak akan merusak dan "membunuh" sandang pangan kaum kecil. Kita lihat dengan mata kita sendiri, mereka begitu beringas seperti serigala lapar atau seperti anjing menjilati air liurnya sendiri di kala menertibkan "icon - icon" rakyat kecil (pkl). GEbrak - gebrak, teriak, keroyokan, sok jagoan, dan merasa paling benar. Trus dengan penertiban (yg di-claim sebagai tugasnya) begitu apa sudah membuat solusi dasar rakyat kecil menjadi selesai???
Ngobrak sih boleh tapi tindakan apa selanjutnya setelah anda puas mengobrak??? Bukankah dengan barang barang hasil obrakan (yang menjadi tumpukan) justru menambah SUMPEKnya pemandangan kota? Beri kami tempat yang cocok dan Impas bila dibanding dengan tempat kami sebelumnya. La wong relokalisasi kok malah mencekik leher??? Harga sewa yang ditawarkan gak manusiawi.
"Jancuk!" inilah sekelumit kata yang sering keluar dari para pkl kita sambil dengan berat hati meringkasi barangnya.
Duit dan duit, aku yakin itulah yang melatar belakangi persoalan ini. Mereka dibayar pengusaha CINa - CINA TEMPEK BOSOK, untuk mengobrak dan menghancurkan para pedagang kita dan secara tak langsung disuruh membeli atau menyewa lahan/gedung milik CINa - CINA TEMPEK BOSOK itu. Lihat aja kasus Pasar Turi Surabaya. Dengan GAMBLANG alur ceritanya dapat kita lihat! Dengan macam - macam iklan lah, dengan kedok penertibanlah, dan sebagainya yang semuanya propaganda CINa - CINA TEMPEK BOSOK!
Merasa dibayar oleh cina dan pemerintah, satpol pp menggonggong buas mengobrak ngabrik dimanapun pedagang. Tidak kasus Pasar Turi tok! Dimanapun tempatnya semua sama (bahkan sudah dalam tingkat nasional) Katanya, mereka bangga bisa di ekspos oleh Media media informasi tentang AROGaNSInya kepada pedagang.
Aku pernah lihat kisah trenyuh pedagang dari kebiadaban "se-kelompok anjing" ini. Di Pasuruan, seorang Mbok yang baru saja menyelesaikan masakannya dan siap disajikan diwarungnya, direbut dan dibuang hingga tumpah ruah di jalanan. Matane iku opo ora nyawang lek masakan itu adalah tumpuan hidup si Mbok?! Dengan aura yang bisa membuat orang KUALAT, mbok menangis. Tapi yang bikin aku SALUT, ia tidak menyumpahi atau punya dendam dan bahkan ia berdoa semoga mereka di beri jalan / petunjuk yang benar dan diampuni dosa-dosanya.
Kata "se-kelompok anjing" ini, mbok ini sudah melanggar undang-undang ketertiban kota (padahal tempatnya didesa cok) dan sudah diperingati tapi tetap melanggar. Benar sih apa kata "se-kelompok anjing" ini, TAPI mbok bukanlah manusia yang tahu baca tulis tentang Undang-undang dan juga bukan merasa melanggar peraturan. Yang ia tahu hanya bagaimana bisa hidup dinegeri yang sudah mati ini.
Sejak kapan "se-kelompok anjing" ini mengeluarkan undang-undang? Sejak kapan "se-kelompok anjing" ini diberi kewenangan untuk menagih harga sewa ataupun pajak warung??? Masak sih warung reot dipinggir jalan yang sepi diBAJAK dengan undang-undang pendirian restoran??? Sama sekali tidak masuk akal!!! Darah pejuang kemerdekaan seakan tidak berguna melihat aparat bangsa sekarang yang hanya bisa mengedepankan KORUPSI ( hanya untuk beli tempek dan judi ) dan DEMOKRASI IDIOTH.
Seperti mau perang, fisik dan mental "se-kelompok anjing" ini digembleng dan didoktrin untuk melawan kesumpekan kota. Memangnya kalo kota selalu tertib dan tak ada yang mengganggu pemandangan, itu sebenarnya untuk apa sih?! Apakah hanya untuk kesengangn ATASAN, KEKAKUAN SYSTEM, Ataupun ....wes emboh males nulis dowo-dowo...Apa mereka senang kalo kota seperti kota mati?! Memangnya ini negara barat ta? Yang dikit dikit harus ini, harus itu, yang tujuannya sama sekali tidak jelas dan tidak ada gunanya. Apa yang dapat dimakan dari hidup tertib? Rakyat bukanlah barisan tentara boneka yang mudah dimainkan sesuka hati. Toh kalao kita tidak tertib, kita juga gak RUGI dan tidak merugikan. Jadi kesimpulannya, apa sih untungnya hidup tertb ???
Memang satpol pp berhak mengobrak. Tapi lihatlah dulu siapa yang diobrak. Kenapa pedagang besar yang juga melanggar tak di persoalkan? OPO PERKORO DUIT KARO TEMPEK?! yang membungkam "se-kelompok anjing" ini. Lihatlah siapa yang dihadapan anda, orang tua, pemuda, anak - anak ? Tentunya anda punya perasaan bagaiamana menyikapi lawan interaksi anda. Cara anda mengobrak itu yang bikin BENCI masyarakat. Kalao memang sudah diperingati tapi tetap membandel, coba aja SEKALI LAGI dengan cara yang lebih manusiawi dan mudah dipahami, dimengerti yang pada akhirnya pkl dengan kesadaran penuh mau mengubah sikapnya.
HIDUP PKL !!!
Ngobrak sih boleh tapi tindakan apa selanjutnya setelah anda puas mengobrak??? Bukankah dengan barang barang hasil obrakan (yang menjadi tumpukan) justru menambah SUMPEKnya pemandangan kota? Beri kami tempat yang cocok dan Impas bila dibanding dengan tempat kami sebelumnya. La wong relokalisasi kok malah mencekik leher??? Harga sewa yang ditawarkan gak manusiawi.
"Jancuk!" inilah sekelumit kata yang sering keluar dari para pkl kita sambil dengan berat hati meringkasi barangnya.
Duit dan duit, aku yakin itulah yang melatar belakangi persoalan ini. Mereka dibayar pengusaha CINa - CINA TEMPEK BOSOK, untuk mengobrak dan menghancurkan para pedagang kita dan secara tak langsung disuruh membeli atau menyewa lahan/gedung milik CINa - CINA TEMPEK BOSOK itu. Lihat aja kasus Pasar Turi Surabaya. Dengan GAMBLANG alur ceritanya dapat kita lihat! Dengan macam - macam iklan lah, dengan kedok penertibanlah, dan sebagainya yang semuanya propaganda CINa - CINA TEMPEK BOSOK!
Merasa dibayar oleh cina dan pemerintah, satpol pp menggonggong buas mengobrak ngabrik dimanapun pedagang. Tidak kasus Pasar Turi tok! Dimanapun tempatnya semua sama (bahkan sudah dalam tingkat nasional) Katanya, mereka bangga bisa di ekspos oleh Media media informasi tentang AROGaNSInya kepada pedagang.
Aku pernah lihat kisah trenyuh pedagang dari kebiadaban "se-kelompok anjing" ini. Di Pasuruan, seorang Mbok yang baru saja menyelesaikan masakannya dan siap disajikan diwarungnya, direbut dan dibuang hingga tumpah ruah di jalanan. Matane iku opo ora nyawang lek masakan itu adalah tumpuan hidup si Mbok?! Dengan aura yang bisa membuat orang KUALAT, mbok menangis. Tapi yang bikin aku SALUT, ia tidak menyumpahi atau punya dendam dan bahkan ia berdoa semoga mereka di beri jalan / petunjuk yang benar dan diampuni dosa-dosanya.
Kata "se-kelompok anjing" ini, mbok ini sudah melanggar undang-undang ketertiban kota (padahal tempatnya didesa cok) dan sudah diperingati tapi tetap melanggar. Benar sih apa kata "se-kelompok anjing" ini, TAPI mbok bukanlah manusia yang tahu baca tulis tentang Undang-undang dan juga bukan merasa melanggar peraturan. Yang ia tahu hanya bagaimana bisa hidup dinegeri yang sudah mati ini.
Sejak kapan "se-kelompok anjing" ini mengeluarkan undang-undang? Sejak kapan "se-kelompok anjing" ini diberi kewenangan untuk menagih harga sewa ataupun pajak warung??? Masak sih warung reot dipinggir jalan yang sepi diBAJAK dengan undang-undang pendirian restoran??? Sama sekali tidak masuk akal!!! Darah pejuang kemerdekaan seakan tidak berguna melihat aparat bangsa sekarang yang hanya bisa mengedepankan KORUPSI ( hanya untuk beli tempek dan judi ) dan DEMOKRASI IDIOTH.
Seperti mau perang, fisik dan mental "se-kelompok anjing" ini digembleng dan didoktrin untuk melawan kesumpekan kota. Memangnya kalo kota selalu tertib dan tak ada yang mengganggu pemandangan, itu sebenarnya untuk apa sih?! Apakah hanya untuk kesengangn ATASAN, KEKAKUAN SYSTEM, Ataupun ....wes emboh males nulis dowo-dowo...Apa mereka senang kalo kota seperti kota mati?! Memangnya ini negara barat ta? Yang dikit dikit harus ini, harus itu, yang tujuannya sama sekali tidak jelas dan tidak ada gunanya. Apa yang dapat dimakan dari hidup tertib? Rakyat bukanlah barisan tentara boneka yang mudah dimainkan sesuka hati. Toh kalao kita tidak tertib, kita juga gak RUGI dan tidak merugikan. Jadi kesimpulannya, apa sih untungnya hidup tertb ???
Memang satpol pp berhak mengobrak. Tapi lihatlah dulu siapa yang diobrak. Kenapa pedagang besar yang juga melanggar tak di persoalkan? OPO PERKORO DUIT KARO TEMPEK?! yang membungkam "se-kelompok anjing" ini. Lihatlah siapa yang dihadapan anda, orang tua, pemuda, anak - anak ? Tentunya anda punya perasaan bagaiamana menyikapi lawan interaksi anda. Cara anda mengobrak itu yang bikin BENCI masyarakat. Kalao memang sudah diperingati tapi tetap membandel, coba aja SEKALI LAGI dengan cara yang lebih manusiawi dan mudah dipahami, dimengerti yang pada akhirnya pkl dengan kesadaran penuh mau mengubah sikapnya.
HIDUP PKL !!!
No comments:
Post a Comment