Dimana Keadilan???

Berulang kali kususuri jalanan malam hanya untuk melepas gundah. Seperti malam-malam sebelumnya. Disana sepi disini sedih. Kulihat bintang-bintang masih bertabur ditempatnya meski sedikit awan dan kabut menutupi tapi kulihat ia tetaplah bintang. Ada kekhawatiran tersendiri ketika kusadari bahwa yang kurasakan adalah ciri-ciri kegagalan. Risau...resah...bagaikan mendung yang tak turun-turun menampilkan kesejukan air hujan, terus menggelayut dilangit yang sebenarnya terlihat biru muda perjaka dan menawan. Khawatir ketika kulihat dan kurasakan kulit tubuh mulai mengelupas sedikit demi sedikit,menua. Hati kecil terlalu besar untuk berkata "berontak" tapi virus "malas" dan cengkeraman trauma mengubah semuanya menjadikan diriku sebagai sang Kalah! Tuhan mungkin belum puas melihatku seperti ini. Malaikutpun bertepuk tangan menghina, apalagi nabi (yang hanya seorang manusia), memicingkan mata tak peduli... Aku Bukan penjahat tapi aku merasa dijahati. Aku Bukan juga alim ulama yang bisa membuat sebuah fatwa kehidupan, minimal untuk diriku sendiri. Lalu dimanakah yang disebut "keadilan"? Kurasa itu Hanya omong kosong tak terbukti sama sekali sampai saat ini. Hanya teokrasi yang tak bisa dipertanggung jawabkan. Hanya bualan orang - orang picik sok bijak.