revolusi 10 Nopember

Tak segarang judulnya,dua minggu kemarin aku masih penuh semangat kala mencoba bekerja dobel disebuah perusahaan konveksi. Memasuki minggu ketiga, semangatku mulai goyah oleh godaan bantal dan kasur meski sebenarnya dalam hati kecil aku tahu itu akan membuatku hancur seperti kisah kisahku yang terdahulu. Tak dapat dipungkiri rasa ingin mengejar dunia selalu menggelayuti pikiran manakala aku merasa sudah "tertinggal" sama lawan lawan main-ku didunia ini. Makanya dengan sekuat tenaga aku mencari pekerjaan sampingan yang malah akhirnya menjadi pekerjaan utama dan pekerjaan sebelumnya menjadi nomor dua. Tapi entah kenapa diminggu ketiga otakku kembali loyo. Aku tidur saja, merasa lelah untuk kerja di hari senin yang katanya hari paling membosankan sedunia. Selasanya, masih keenakkan dan akhirnya tertidur lagi tapi ini masih saya toleransi karena tidurku tidak sengaja.Hahah..nggak lucu. Masuk lagi di hari rabu, tapi bos marah dan mengeluarkan segala kekesalannya yang kutanggapi secara bijak hingga aku merasa untuk membela diriku karena aku tahu, aku bukan sapi atau robot yang mau berjalan sesuai keinginan ambisinya. Kamisnya, rasa malas semakin menjadi hingga aku mengeluarkan maklumat dalam hati untuk keluar dari pekerjaan itu meski malam sebelumnya aku berkata pada nyonya bos untuk masuk pada paginya. Nyonya bilang gak papa, tapi aku sudah merasa malu pada diriku sendiri karena tidak sesuai harapan Tuan bos. Jumatnya, aku bilang pada bantal dan kasur, "aku akan menidurimu lagi pagi ini" hingga tak terasa pada jam ashar terbangun. Susah lagi karena aku lupa sholat jumat. Sabtunya, mulai berpikir rasional, --bahwa dunia tak selebar celana dalam--aku putuskan untuk mencari info info penting tentang lowongan kerja. Banyak kutemui, sampai aku bingung yang mana yang harus kudahulukan. Kumenunggu hari senin esok, semoga semangat pahlawan 10 nopember membakar jiwaku. Tapi aku takut kalau sampai terbakar, aku malah takut hangus...